Monthly Archives: April 2017

Good Bye Irlandia, Saya Pamit

Standard

Rencana untuk meninggalkan Irlandia sudah sejak lama menjadi topik dalam rumah tangga kami, sejak anak pertama dan satu satunya masih dalam kandungan. Dari mulai di bahas serius, selingan di meja makan dan obrolan malam atau hanya sekedar sebagai bahan candaan antara saya dan suami.

6 tahun yang lalu, saat saya menginjakkan kaki saya pertama kali di Irlandia, saat itu saya belum menetap dan belum memiliki residence card di Irlandia, saya datang masih menggunakan Visa turis, saat musim dingin hampir habis. Kesan pertama saya kala itu adalah saya seperti mendatangi wilayah yang habis terkena letusan gunung sehingga semua pohon pohon kering tanpa daun. Karena musim dingin memang daun daun pepohonan yang gugur di musim gugur belum tumbuh kembali. Sejujurnya dengan melihat pemandangan seperti itu saya tidak gembira berada di Irlandia.

2015-01-29-06-46-46_deco

Dublin di musim gugur

Sejak saat itu saya mulai mondar mandir Indonesia-Irlandia hingga akhirnya memutuskan untuk menetap di Irlandia tiga tahun lalu karena hamil dan nggak mau jauh dari suami yang bekerja di Irlandia. Saya mulai belajar berbaur dengan sistem dan kehidupan di negara ini. Tidak ada alasan untuk tidak bersyukur tinggal di negara yang selalu dingin ini.

Selama masa kehamilan saya mulai banyak belajar, mengamati dan menikmati bagaimana sistem kesehatan yang di bangun pemerintah di sini, setiap orang yang tinggal di sini wajib memiliki GP atau dokter pribadi. Saya menikmati mudahnya akses kesehatan untuk saya dan anak saya mulai dari hamil sampai anak saya lahir Saya menikmati semua fasilitas gratis yang diberikan pemerintah termasuk kunjungan guru ke rumah untuk anak saya secara gratis (walau tidak setiap hari), play group dan beberapa komunitas Ibu dan anak yang kesemuanya di fasilitasi oleh pemerintah.

Selain itu, saya termasuk yang sangat beruntung karena tinggal di pusat kota, akan tetapi tetap memiliki area dan wilayah yang tenang, sungai Liffey yang  membelah Ibukota menjadi dua bagian utara dan selatan menjadi pemandangan indah dari apartemen kami, karena kami tinggal tepat di samping sungai Liffey, sungai tersebut bermuara ke laut yang berjarak tidak lebih dari 2km dari apartemen kami,. Kapal kapal perang dari berbagai negara di dunia juga menjadi pemandangan bak wisata army, karena kapal kapal tersebut selalu berlabuh tepat di depan apartemen kami. Dari teras kami bisa menikmati sunrise dan sunset. Ikon Ikon Irlandia yang terkenal seperti sammuel Becket Bridge dan Spire of Dublin bisa kami nikmati dengan mata telanjang dari teras.

Tempat tinggal kami menjadi daerah yang sangat strategis dan mahal dikarenakan pusat pusat perkantoran berada di wilayah ini. Dari mulai Facebook, Google, Airbnb, Tripadvisor, Yahoo, IBM, dan beberapa perusahaan IT besar berada di wilayah ini. Semuanya bisa dijangkau hanya dengan berjalan kaki beberapa menit saja.

Beralih ke biaya hidup. Irlandia saya golongkan kedalam negara yang tidak murah alias mahal dan mendekati sangat mahal. tetapi itu bukan alasan kami meninggalkan negara ini. Karena seluruh fasilitas yang kami nikmati kesemuanya di bayar kantor suami. Mulai dari apartemen (bahkan studio di apartemen kami sewakan karena tidak kami gunakan), tagihan listrik, internet, gas, bensin kendaraan, makanan & minuman terbaik, pakaian, bahkan nappy anak saya pun dibayar kantor. Hidup kami nyaris gratis di negara yang mahal ini. Bagaimana saya tidak bersyukur dengan semua ini, apartemen kami yang selalu hangat seperti di Indonesia, kami tidak pernah kedinginan di dalam rumah, pemanas ruangan kami selalu menyala, saya tau banyak sekali di luar sana yang suffering menahan dingin di dalam rumah demi agar tagihan gas dan listrik tidak melonjak. Saya bersyukur untuk semua itu.

Keberuntungan kami yang lain, kami tidak perlu membeli kendaraan, dan repot dengan urusan pajak dan tetek bengeknya. Ada 5 mobil digarasi kami. walau untuk ukuran juragan mobil, jumlah 5 itu sepele ya? hehe.. Mobil fasilitas dari kantor mulai dari yang digunakan harian dan biasa biasa saja, Mercedes-Benz, Sport car, Jaguar dan mobil klasik, kesemuanya bisa kami gunakan kapan pun kami mau tanpa perlu memikirkan bahan bakar. Kesemuanya gratis.

Bonusnya, suami saya berkerja tidak seperti orang kebanyakan yang harus duduk dikantor selama 8 jam pergi pagi pulang sore meninggalkan rumah. Kami banyak menghabiskan waktu bersama sama, kami melihat perkembangan anak kami satu satunya hari demi hari bersama sama. Belum lagi cuti nya lebih dari 3 bulan selama satu tahun, iya kami sepakat mengatakan, pekerjaan suami saya adalah the best in the world.

Kenapa kami rela melepaskan kehidupan kami yang benar benar nyaman di Irlandia ? Negara ini aman, perekonomiannya merangkak naik, mudah mencari pekerjaan, fasilitas kesehatan bagus, banyak fasilitas gratis yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan mencerdakan atau untuk aktualisasi diri. Orang orang Irish sangat santun dan humanis. Akan tetapi Irlandia bukanlah negara yang kami impikan untuk tinggal dalam kurun waktu yang lama.  Mengapa ? Percayalah, bahwa kebahagiaan itu tidak melulu soal materi. Walau penampakan kami seperti orang susah, tapi perekonomian keluarga kami lebih dari cukup. Kantor suami mencukupi semua perekonomian kami. Ada hal hal lain, ada kebahagiaan lain yang tidak bisa di ukur dengan materi tentang kepindahan ini.

Saya dan suami, adalah pribadi pribadi yang menyukai kehidupan yang hangat, berbaur dengan masyarakat, kami tidak suka berada di dalam rumah menunggu cuaca bagus hanya untuk sekedar jalan jalan ke park. Kami tidak menyukai menghabiskan banyak uang untuk biaya hidup walaupun kesemuanya dibayar kantor. Kami merasa bersalah pada anak kami yang sangat suka bermain di luar rumah, berlari lari di jalan dan taman, tetapi di Irlandia tidak bisa sebebas itu. Kami harus menunggu cuaca bagus, tidak hujan, angin tidak kencang. cuaca bisa berubah sewaktu waktu disini, 5 menit sebelumnya terang, lalu kemudain angin kencang dan hujan. dalam sehari cuaca bisa berganti berkali kali.

Kami adalah pasangan yang suka makan, makanan di Irlandia tidak terlalu cocok di lidah kami, variasinya itu itu aja, sayur mayur dan buah buahan banyak yang di impor walau tidak semuanya, negara ini hampir sama seperti di UK untuk urusan makanan, kurang pas untuk wisata kuliner. Untungnya, kami berdua hobi masak sehingga bisa berkreasi sendiri di rumah.

Alasan utama kami pindah adalah karena adanya Pilihan, lagi lagi saya bersyukur dapat memilih. Banyak yang terjebak mau tidak mau harus tinggal di suatu tempat karena mau nggak mau harus begitu, tidak ada pilihan. Awal tahun 2016 suami saya di tawari untuk pindah ke London tahun ini, awalnya saya excited, WOW London !! siapa yang tidak mau tinggal di London? Semua orang mau tinggal di sana kecuali saya. Hehehe… for what darling? Itu pertanyaan saya ke suami kala itu, kalau kita pindah, seharusnya pindah ke tempat yang lebih baik. Apa yang kita harapkan dengan tinggal di London ? nothing. Cuaca nggak jauh beda sama Irlandia, kejahatan lebih banyak, sama sama mahal juga. Setelah berpikir dan berdiskusi panjang akhirnya kami sepakat untuk tidak menerima pindah ke London. Lalu pilihan lainnya adalah dari pada pindah ke London akan lebih baik jika pindah ke Spanyol saja.

Seperti di negara negara Eropa, Irlandia juga memiliki 4 musim. Musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi, tapi itu hanya formalitas saja, kenyataannya di sini hampir selalu hujan dan dingin. Kami jarang melihat matahari. Kuku kuku saya mulai rapuh dan rusak. Udaranya yang begitu kering membuat kulit saya pun ikut kering. Wajah saya yang berminyak tidak pernah berminyak karena udara yang sangat kering. Di Indonesia saya berusaha mengurangi minyak di wajah, di Irlandia, setiap hari wajah saya olesin minyak agar tidak kering.

Ada dua hal yang saya sangat suka di Irlandia. Pertama urusan makeup, seharian penuh menggunakan makeup wajah saya tidak akan berminyak. Tetap kering seperti baru saja di makeup. Kedua, krupuk tidak perlu di taruh di toples, letakkan saja di meja berhari hari tetap kriuk nggak layu.

Akhir tahun kemarin, suami saya mengajukan pengunduran diri dari kantor dan ingin pensiun muda, sehingga bisa mewujudkan impian kami berdua untuk tinggal di Spanyol, menikmati waktu bersama lebih banyak lagi dan lebih fokus mengurus usaha sendiri. Entah mengapa, atasannya tidak mengijinkan untuk keluar dan memberikan solusi tetap kerja tapi dari Spanyol. Saya harus katakan, sekali lagi kami adalah pasangan yang beruntung. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya suami menyetujui untuk menerima tawaran ini dengan catatan hanya bekerja selama Summer  atau tepatnya 3 bulan selama setahun dan di setujui. Thanks God, untuk semua bentuk kasih sayang MU.

Saya sangat excited dengan kepindahan ini, saya tidak sabar memulai chapter baru dalam kehidupan rumah tangga kami. Saya tidak sabar membaur dan belajar lebih banyak lagi dengan budaya dan kehidupan di Spanyol.

Apakah ada hal yang mebuat saya akan rindu dengan Irlandia? Iya, tepatnya ada 3 hal yang membuat saya akan merindukan negara ini. Pertama, teman yang pada akhirnya menjadi keluarga saya di sini, ada beberapa teman dari Indonesia yang menjadi begitu dekat dengan saya seperti keluarga. Kedua, saya akan merindukan makeup wajah tetap segar walau sudah seharian (but it’s ok, toh jarang jarang juga makeup wong kalau wudhu juga di bersihkan, hehe). Terakhir, saya akan kangen dengan kerupuk yang tetap kriuk walau hanya digeletakkan di meja, di Spanyol saya harus menyimpannya di dalam toples, hehe. Not big deal I know, karena kebahagiaan tidak melulu soal kerupuk kriuk.

Akhirnya, saya harus menyelesaikan babak kehidupan saya di Irlandia, karena setiap individu punya standar kehidupan dan kebahagiaannya sendiri sendiri. Kami sangat bahagia meninggalkan negara ini. Leave for good, Insyaallah kehidupan lebih baik menanti kami di Spanyol.

Semoga saya di cukupkan umur dan waktu untuk membuat buku tentang pengalaman saya hidup di negara kecil ini, dan menyelesaikan Novel kisah cinta Sligo yang tertunda untuk di tulis karena kesibukan saya.

Terimakasih Irlandia, untuk semua yang telah kita lewati bersama diantara hujan dan angin kencang, diantara burung dan ketenangan kota, diantara sepi dan keramaian, diantara gersang dan hijaunya setiap musim, diantara keramahan dan kesopanan, diantaranya…… ada cerita yang kita ukir.

Dewi Pobo