Category Archives: Sekitar

You Can’t Please Everyone

Standard

Soal Oleh Oleh

Tulisan saya ini terinspirasi dari saudara perempuan saya bukan kandung bukan se ibu dan bukan sebapak, bukan senenek atau sekakek. Saya merasa cocok saja menyebutnya saudara perempuan, yang sedang kecewa perkara oleh oleh yang dibawanya

Sudah menjadi tradisi menggelikan (bagi saya) bahwa kalau kita bepergian maka ketika kembali ada semacam kewajiban membawa oleh oleh. Walau itu sudah menjadi tradisi, saya sudah lama meninggalkan tradisi tersebut.

Bukan tidak beralasan, bagi mereka yang tidak pernah berpergian, berharap oleh oleh, atau minta di belikan oleh oleh, atau nitip oleh oleh barangkali terdengar lumrah dan wajar. Akan tetapi ada beberapa hal yang mereka tidak tahu, bahwa untuk mendapatkan oleh oleh, di samping menyita waktu perjalanan karena harus cari oleh oleh, juga menyita tempat di barang bawaan, menyita energi, belum lagi harus mengeluarkan biaya, walaupun jumlahnya tidak seberapa, tetap saja itu uang. Terkadang yang minta oleh oleh pun tidak tahu bagaimana bersikap, dengan berkomentar “jauh jauh oleh olehnya Cuma ini” atau “kok Cuma sedikit” atau “kok modelnya begini” atau “yah, kalau kayak gini mah lebih baik nggak usah” atau “ini mah di tanah abang juga banyak” atau “ini aku udah punya, yang lain donk” atau “ya elah miskin amat ngasih oleh oleh murahan” dan komentar komentar lain yang membuat pemberi oleh oleh gemes. Yang lebih sedih lagi oleh olehnya Cuma di geletakin gitu aja, kemudian lain hari kita menemukan oleh oleh yang kita berikan tidak di rawat dan Cuma tergeletak di lantai pojok rumah.

Bagi saya, mereka yang meminta oleh oleh adalah golongan orang orang norak tak berkesudahan. Terkadang saya geli mendapati kenyataan beberapa orang yang hendak bepergian, mereka sampai menyiapkan budget untuk membeli oleh oleh, padahal kondisi keuangan mereka pun dibawah pas pas-an. Miris lagi saya ketika ada keluarga berangkat umroh dengan paket yang bisa dicicil (umrahnya hutang), tapi menyediakan sampai beberapa juta untuk oleh oleh, kan mending uang untuk oleh olehnya digunakan untuk membayar hutangnya.

Bagi yang masih suka minta atau  berharap oleh oleh, tolong berhentilah, hormati mereka yang akan bepergian, jangan di tambahi beban ini itu, selain beban berat di barang, beban sosialnya juga tinggi, please berempati. Kalau toh mereka dengan suka rela memberi oleh oleh, hargailah.  Karena oleh oleh bukan semata mata hanya ukuran, harga, dan jenis barang, barangkali itu adalah bentuk kasih dari pemberi oleh oleh. Kalau nitip, ya gantilah uangnya, jangan beralasan lupa nggak bawa dompet atau nunggu gajian, anda juga harus tahu yang anda titipi oleh oleh itu sama susahnya seperti anda.  Kalau saya sih mengasihi sesama juga, tapi tidak dalam bentuk oleh oleh. Buat apa, wong yang dikasihi tidak sedikit yang malah pada brekele. Memang banyak yang kecewa dan tidak bahagia, nggak apa apa, wong hidup memang bukan untuk membahagiakan semua orang, dan yang paling penting, lebih menghargai diri sendiri agar tidak dikecewakan para brekele.